Sukses

Kiprah Pabrikan Circuit Breaker di Balik Perhelatan Akbar FIBA Basketball World Cup 2023

Di balik perhelatan olahraga basket terbesar sedunia ini ada sejumlah elemen teknologi penting yang jarang dibicarakan tapi memainkan peranan sangat penting dalam menjamin kelancaran kompetisi, yaitu kelistrikan.

Liputan6.com, Jakarta - Putaran final Piala Dunia Basket FIBA atau FIBA Basketball World Cup 2023 yang diikuti 32 negara peserta, akan digelar di tiga negara tuan rumah yaitu Filipina, Jepang, dan Indonesia, mulai 25 Agustus hingga 10 September 2023. Di Indonesia, kejuaraan ini akan digelar di Indoor Multifunction Stadium Gelora Bung Karno, Jakarta.

Di balik perhelatan olahraga basket terbesar sedunia ini ada sejumlah elemen teknologi penting yang jarang dibicarakan tapi memainkan peranan sangat penting dalam menjamin kelancaran kompetisi, yaitu kelistrikan. Listrik merupakan penopang utama untuk semua aktivitas yang terjadi selama acara, mulai dari pencahayaan stadion dan sekitarnya, ventilasi, monitor TV, sampai dengan alat-alat pemindai e-ticket.

Untuk menjamin kelancaran kelistrikan ini, pemasok circuit breaker CHINT Indonesia, dilibatkan untuk menyediakan sejumlah produk teknologi pendukung infrastruktur listrik, memastikan transmisi energi berlangsung secara aman, efisien, dan andal. Di antaranya adalah pemutus arus (circuit breaker), alat penangkal lonjakan listrik, dan penggerak frekuensi variabel (VFD).

"Kami memanfaatkan jaringan rantai pasok dan logistik yang luas untuk menyediakan dan mengimplementasikan produk-produk kami, dan untuk menghindari keterlambatan dalam proyek ini. Tim teknik kami juga memberikan panduan dan pelatihan di lokasi guna memastikan semua komponen dipasang dengan benar dan mencegah gangguan sekecil apapun," tutur Johnson Luu, Marketing Director APAC, CHINT kepada Liputan6.com, Rabu (29/3/2023).

Salah satu andalannya adalah Air Circuit Breaker (ACB) yang berfungsi untuk mendistribusikan energi listrik dan melindungi saluran listrik dan alat pemasok daya dari kelebihan beban, arus pendek, dan tegangan rendah. ACB juga memberikan perlindungan terhadap bahaya kebakaran dan pemadaman listrik. Semua bertujuan untuk mengamankan station yang bakal menampung hampir 16.000 orang selama berlangsungnya Piala Dunia Bola Basket 2023.

 

2 dari 4 halaman

Putaran Final FIBA Basketball World Cup 2023 di Indonesia

Adapun VFD digunakan dalam sistem Heating, Ventilation, and Air-conditioning (HVAC) di stadion untuk menjaga sirkulasi udara dan pendinginan yang memadai. VFD juga mengatur tegangan tergantung kebutuhan pada saat-saat tertentu, sehingga dapat menghasilkan penghematan energi di sistem HVAC. Sedangkan alat penangkal lonjakan listrik akan bekerja untuk memastikan perlindungan terhadap berbagai peralatan, yang disebabkan oleh anomali daya listrik atau sambaran petir yang sering terjadi di Indonesia.

"Ke depannya, penggunaan komponen-komponen kami juga akan membantu mengurangi limbah elektronik, dan memastikan bahwa stadion bisa tetap awet dan ramah lingkungan selama mungkin," kata Johnson.

Dalam sebuah perhelatan besar, kelistrikan yang aman dan bisa diandalkan adalah tulang punggungnya. Apalagi dalam penyelenggaraan putaran final FIBA Basketball World Cup 2023 di mana Indonesia menjadi salah satu penyelenggaranya dan bermaksud menghadirkan operasional dan fasilitas yang modern, canggih, dan berkualitas tinggi bagi para peserta dan penonton yang diperkirakan datang dari 130 negara itu. Marwah bangsa dipertaruhkan di sini.

"Keterlibatan kami menjadi sangat penting dalam hal ini," ucap Johnson.

Sejak dibuka pada 1962, kawasan GBK sudah beroperasi selama lebih dari 6 dekade. Fasilitas yang ada di kawasan itu sudah diperbarui berkali-kali seiring biaya, penggunaan, serta standar keselamatan internasional dan lokal yang juga terus diperbarui. Kali ini, CHINT Indonesia menghadirkan komponen-komponen kelistrikan dan aksesoris yang beragam dengan usia penggunaan mekanik atau elektrik di atas rata-rata dan rentang suhu penggunaan yang luas, supaya perhelatan akbar itu bisa digelar dengan gangguan seminimal mungkin.

 

3 dari 4 halaman

Aksi CHINT Indonesia Dirikan Rumah Sakit Tanggap Darurat COVID-19

Nama CHINT Indonesia naik daun saat terjadinya pandemi COVID-19, di mana banyak rumah sakit harus bekerja keras, kapasitas penuh, dan banyak pasien mencari akses ke perawatan. CHINT bekerja sama dengan PERTAMINA dan kontraktor BUMN untuk mengoperasikan dua rumah sakit tanggap darurat COVID-19 PERTAMINA selama gelombang pandemi pertama dan kedua. Rumah sakit pertama dibangun di Simprug dan yang kedua di Tanjung Duren, Jakarta.

Dengan berbagai komponen listrik yang aman dan bisa diandalkan, kedua rumah sakit tersebut bisa langsung beroperasi hanya dalam waktu satu bulan. Tak terbantahkan, pasokan listrik adalah faktor yang krusial untuk operasional sebuah rumah sakit. Pada saat genting itu, CHINT juga menyediakan 300 tempat tidur tambahan dan perawatan berkualitas kepada ratusan pasien yang dirawat di rumah sakit tanggap darurat tersebut.

Johnson berkata, untuk mendorong kualitas produk dan layanan, CHINT mempekerjakan ilmuwan dan insinyur untuk meneliti dan mengembangkan teknologi-teknologi mutakhir yang aman, mumpuni, dan ramah lingkungan. Saat ini, pabrik CHINT mampu memproduksi hingga 3 juta circuit breaker setiap hari untuk memenuhi kebutuhan secara global.

Produk CHINT didukung oleh jaringan rantai pasok yang andal dan tangguh untuk menjamin pengiriman tepat waktu, bahkan untuk peralatan yang lebih besar seperti switchgears dan unit-unit distribusi daya prafabrikasi untuk pusat data (Data Center).

"Di sebagian besar atau bahkan semua proyek kami, kami dapat mempercepat implementasi produk kami setidaknya sebesar 20%. Kami juga memastikan kami dapat dijangkau dengan mudah oleh para pelanggan kami, baik itu untuk proyek, pemeliharaan, atau jaminan purna jual," ujar Johnson. "Hal ini dimungkinkan oleh kehadiran lokal kami di semua pasar yang kami layani, yang membentang dari Amerika Serikat, Eropa,Timur Tengah, Afrika, hingga Asia Pasifik."

Johnson menambahkan, dengan slogan "Empower The World", CHINT Indonesia terus berinvestasi mengembangkan teknologi ramah ligkungan dan merancang fasilitas produksi yang ramah lingkungan. Tiga dari fasilitas produknya telah meraih Carbon Footprint Certification dari DEKRA.

CHINT juga berusaha meningkatkan penggunaan energi terbarukan ke penggunaan bauran energi di Indonesia hingga mencapai 23% dalam dua tahun ke depan, sejalan dengan target Indonesia mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060. Termasuk mendukung inisiatif transformasi digital nasional dengan ikut membantu pemenuhan permintaan energi untuk berbagai pusat data di Indonesia.

 

4 dari 4 halaman

Indonesia, Pasar Smart Energy yang Terus Berkembang

Sebagai negara berkembang dengan populasi 275,7 juta jiwa lebih (BPS, 2022), Indonesia memiliki populasi yang besar dan terus bertumbuh sehingga demand terhadap energi juga tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan ini, industri smart energy akan terus berkembang dan memunculkan inovasi-inovasi serta solusi seperti energi terbarukan dan sistem penyimpanan energi (ESS – Energy Storage System) untuk elektrifikasi pedesaan dan teknologi efisiensi energi lainnya untuk mendukung transformasi digital Indonesia.

Johnson mengatakan, CHINT Indonesia menawarkan solusi smart energy dalam rentang harga yang kompetitif dan didukung oleh telanta lokal untuk memberikan solusi yang khusus memenuhi kebutuhan smart energy di Indonesia, dengan portofolio produk yang meliputi produk listrik tegangan rendah, menengah, dan tinggi.

Untuk memenuhi permintaan dengan produk berkualitas tinggi, CHINT Indonesia mendirikan fasilitas produksi yang diperkuat teknologi kecerdasan buatan (AI). Dengan kecerdasan ini, lini produksi CHINT dapat mendeteksi dan bahkan memprediksi potensi kesalahan dalam produksi sejak dini, untuk mengurangi cacat produksi sekaligus mengurangi limbah komponen dan energi.

Pabrik otomatis ini dijalankan oleh tim kecil yang terdiri dari 10 orang. Dari sini, dan dari fasilitas produksi lainnya, produk CHINT merambah 140 negara, termasuk Indonesia. Johnson mengatakan, CHINT sedang membuat pilot project rencana digitalisasi bisnis di Indonesia. "Karena kami melihat potensi besar untuk pertumbuhan di Indonesia dan kami berharap bisa menjadi bagian dari jalur percepatan dan dinamis untuk digitalisasi di negara ini," pungkasnya.